Syair
ini menceritakan tentang seorang yang mendambakan cinta sejati,
tetapi cintanya nggak kesampaian,
karena
“dunia” tempat dimana mereka tinggal telah mengaburkan
nilai-nilai cinta sejati
dengan ukuran materi dan status sosial.
keduanya
terpisah karena perbedaan,
mereka
tersiksa ,menjalani masing-masing hidup tanpa jiwa, mereka telah
menciptakan penjara sempit bagi jiwa-jiwa mereka,
Mereka
menciptakan kekasih khayalan,untuk jiwa kosong mereka.
Surat
teruntukmu kekasih
www.diansastro.20m.com
Aku
bukanlah bintang yang menerangi gelap malam
Dan
bukan pula daun kering yang berserak tertiup angin Aku adalah
seorang pengembara yang sedang menyusuri dan mencari pelangi dibalik
kabut hitam.
Yang
ingin kujumpai diujung harapku adalah Lentera jiwa, Obor kehidupan
yang menerangi setiap langkahku. Aku adalah tarikan nafas lautan .
Aku
adalah airmata langit. Aku adalah senyuman bumi.
Begitu
juga Cinta adalah tarikan nafas dari lautan perasaan , air mata
langit , dan senyuman dari bumi sang jiwa,
Setiap
kuletih melangkah, kuhenti sejenak- untuk sekedar mencium harummu,
Kusandarkan tubuh ini dan kuselimuti diriku dengan senandung merdu,
Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan.
Saat
jiwaku lapar…kusinggahi “rumah” disetiap jalan yang kulalui,
Kuketuk rumah-rumah mereka dengan lonceng-lonceng kehidupan Aku
hendak menyemaikan benih – bunga- jiwa yang terangkai dari dasar
hati dan kuyakin bumi akan menerimaku dan memberiku wangi bunga, Aku
akan membawa impianku sampai kelangit Dan kuyakin langit akan
memberiku apa yang dinamakan cinta.
Tetapi
yang kudapati, rumah-rumah itu telah terisi sepasang jiwa, yang
sejatinya-ingin kucari. Aku tak ingin memadamkan lentera hati-yang
ada dalam sangkar sepasang merpati putih Karena ku tahu kecantikan
bersinar lebih terang dalam hati orang yang merindukannya, daripada
mata yang melihatnya…. kucoba rentangkan kembali sayap patahku…
kembali kuterbang ,lalu menghilang dibalik awan.
Kutinggalkan
tanda mata berupa tetes darah dari setiap daun pintu yang kubuka,
Sebagai tanda bahwa Aku, si-Jiwa kesepian pernah hadir disini. Jiwa
yang menghembuskan nafas kerinduan Jiwa yang menyenandungkan
kebahagiaan dan nestapa cinta , sipembawa karung kasih bernama
harapan.
Dan
kuketahui Cinta telah memperlakukan ku seperti matahari yang
menghidupi dan mematikan padang-padang dengan panas teriknya. Jiwaku
menasehatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta Tidak hanya
menghargai orang yang mencintai , tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak
saat itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga
Yang dekat satu sama lain. Cinta menjadi lingkaran cahaya yang tanpa
awal dan tanpa akhir. Wahai sukma agung yang terdiam bisu, Dalam
keheningan malam, aku mendengar suaranya yang amat merdu Ketika ku
hendak menutup mata ini , masih kurasakan sentuhan jemarinya yang
lembut dibibirku…
Masih
teringat ketika kami berada ditaman , kami duduk diatas sebuah batu
sambil menatap cakrawala yang jauh.
Dia
menunjukkan padaku sudut langit yang berwarna keemasan, dan
menyadarkanku akan merdunya senandung burung-burung sebelum mereka
tidur dimalam hari. Dialah kekasih khayalku,yang selalu menemaniku
kemana kupergi.
Prasasti
jiwaku bersaksi dan berkata ; Kegelapan bisa menyembunyikan
pepohonan dan bunga-bunga dari pandangan mata . Tetapi kegelapan
tidak dapat menyembunyikan dirinya dari jiwaku.
Wahai
Alam raya… Dunia para penyair yang bermahkotan duri, Aku terlahir
dari dunia yang hilang…dan dalam ketersendirianku kuciptakan
kekasih khayalan untuk pasangan jiwaku.
Aku
tertawa untuk diriku- atas kemalangan jiwaku… Apakah aku telah
kehilangan bentuk-bentuk kehidupan sehingga aku merasa lebih baik
melihat dan mendengar dalam alam impian ?
Dikeheningan
malam yang dingin, kulepaskan jiwaku agar bisa menari-menari diawan,
dan kubiarkan pula jiwaku bermandikan seribu bintang!
.......Ku
bermimpi !.............
Lalu,
Kutemukan diriku didalam sebuah perahu kecil, terapung-apung di
samudera luas tanpa batas. “Tiba-tiba aku memandang keatas , dan
melihat kekasih hidupku , berada sangat dekat diatasku.
Aku
bersorak kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak,
‘mengapa engkau meninggalkan aku kekasih ?’ Kemana saja
engkau selama ini ? mendekatlah kepadaku , dan jangan pernah lagi
meninggalkan aku sendirian !” “Tetapi dia tidak bergerak.
Diwajahnya
kulihat tanda-tanda kesedihan dan kesakitan yang tak pernah aku
lihat sebelumnya.
Dengan
suara lembut dan lirih , dia berkata ‘ “Aku datang dari
kedalaman samudera untuk melihatmu sekali lagi. ‘Aku ingin
melihatmu tersenyum untuk terakhir kali !.
’
Kembalilah keduniamu dan lupakanlah aku !” “Kumohon lupakanlah
aku !” kulihat dia menutup wajah cantiknya yang berderaikan air
mata darah Setelah mengucapkan kata-kata itu , dia menghilang
kedalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang.
Aku
berteriak sekeras-kerasnya, dengan hati kalut aku memanggilnya
kesegala arah, ‘Aku mencintaimu...jangan tinggalkan aku !’ , aku
menantap nanar kesegala penjuru , tetapi yang nampak hanya
rintik-rintik hujan , kerlip bintang yang bertemankan untaian cahaya
lembut sinar rembulan.
Kekasihku
, kuharap aku dapat mengatakan kepadamu, apa arti kehadiranmu
untukku. Semua itu menciptakan jiwa dalam jiwaku, disaat hatiku
hampa dan gemetar , aku merasa sangat membutuhkan seseorang untuk
mengatakan kepadaku, bahwa masih ada hari esok, untuk semua isi hati
dan jiwa yg sepi, dan engkau selalu melakukannya untukku.
Kekasihku,
Kapanpun kucoba untuk mendekatimu lewat ucapan, Sebagai pribadi yang
utuh. Tetapi engkau selalu menjauh dariku Dan sulit kugapai.
Tetapi
apapun yang terjadi aku senang bersamamu…. Karena engkau adalah
sebuah menara kekuatan !, Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan
hari ini tanpa engkau.
Walau
aku harus mandi dalam kobaran api, denganmu aku merasa sangat
terlindungi dan terjaga. “Aku kembali ketempat peraduanku, jiwaku
merintih ,aku seperti berada diperahu yang ganjil !”...’perahu
yang mudah goyah disapu ombak dan badai’...
Lalu
kulihat jasadku terkapar ditepi pantai, kulihat sekelompok gagak
mengelilingiku...menanti dengan sabar lepasnya ruh dari ragaku
!’...jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya didepannya,
kemudian dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya....
Dan
kulihat juga disana , kulihat kakasih jiwaku sedang tersalib, darah
menetes dari kaki dan tangannya ! dan jatuh menimpa bunga-bunga yang
ada dibawahnya.
Janganlah
menangis kekasihku, cinta tercipta untuk membuat mata-mata kita dan
menjadikan kita pelayannya, agar kita mendapat anugerah kekuatan dan
ketabahan.
Hentikan
airmatamu, karena kita telah mengangkat sumpah. Lalu ku berkata,
“Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih dihadapanmu ,
Kamu memandang kedalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu
berkata, “Aku Cinta Kamu”.
Tetapi
sebenarnya kamu mencintai dirimu dalam diriku.” Wahai kekasih
hati! , “Hanya dengan cinta yang indah kita dapat bertahan
terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan dan duka perpisahan.
Aku
tak punya pilihan lain kecuali berjuang setiap hari sampai kutemukan
harta yang layak kuserahkan kepadamu, Harta untuk membantu kita
dalam mengarungi penziarahan hidup kita”.
Ketika
tangan kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya
untuk cinta dan kepercayaan.
Dan
betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa berirama malam,
Ketika sesorang mencintai dan mempercayainya.
Cinta
adalah cahaya ghaib yang dipancarkan dari inti yang membakar jiwa
dan menyinari sekeliling bumi. Sehingga memungkinkan kami merasa
hidup laksana mimpi indah diantara keterjagaan yang satu dengan
keterjagaan yang lain.
‘Wahai
kekasih, walau ragaku telah menyatu dengan tanah, Aku akan
senantiasa mengingat cinta pertamaku, Dan aku akan menggapai kembali
saat-saat yang ganjil itu.
Ingatan
yang mengubah dasar perasaanku dan membuatku sedemikian gembira
meskipun kegetiran terasa dalam misteri. ”Ia” akan terus hidup
laksana seorang tawanan cinta diseberang laut,dimana “ia”
dikebumikan.
Cinta
adalah segala sesuatu yang dapat kuperoleh , serta tak seorangpun
yang dapat melenyapkannya dariku. Hubungan antara kau dan aku
merupakan hal paling indah dalam hidupku.
Sesuatu
yang paling mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup- dan akan
selalu aku kenang…
Wahai
para Pencinta , Pemusik dan Penyair !,
Telah
kutemui pelangi dibalik kabut hitam,
serta
Telah kutemukan kuncup bunga dimahkota duriku Aku mencintai Terang
persis seperti aku mencintai Kegelapan,
Aku
terjaga dalam dekapan bunga dan kelembutan jemari sinar mentari! Aku
akan keluar, sekarang aku berjalan memasuki lentera itu, Kulihat
matanya berkaca-kaca didalam keharuan.
Aku
membelai rambutnya dan berkata, “Aku mencintaimu kekasihku sebelum
kita berdekatan , sejak pertama kulihat engkau.Aku tahu ini takdir.
Kita selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.”
“Cintaku
padamu wahai kekasih , akan tetap ada hingga akhir hidupku , dan
setelah mati “Tangan Tuhan” akan mempersatukan kita kembali.
”
Hari ini aku telah bersama pasangan jiwaku yang kucinta, ia dan aku
menyatu dalam obor Tuhan yang telah diciptakan sebelum dunia ada.
Tak
ada kekuatan didunia ini dapat mengingkari kebahagiaanku dengan
dirinya, karena kebahagiaanku lahir dari pelukan dua roh yang
disatukan dengan sikap saling memahami dan dipadukan dan dipayungi
oleh Cinta kasih.
Dalam
Damai dan Kasih-Nya Kemudian aku tuntun tangannya yang suci Menuju
Altar cahaya keabadian .
Hartono
Beny Hidayat In Colaboration
“Perkawinan
adalah penyatuan dua jiwa dalam cinta yang kokoh untuk menghapuskan
perpisahan. Ia adalah kesatuan agung yang terpisah dalam roh. Ia
adalah gelang emas dalam sebuah rantai yang permulaannya adalah
sebuah pandangan, dan akhirnya adalah Keabadian. Ia adalah hujan
suci yang jatuh dari langit tak ternoda untuk menyuburkan dan
memberkati ladang-ladang illahi.”(KG)
Impian
dan cinta akan saling memberi satu dengan yang lain, serupa dengan
apa yang dilakukan matahari ketika mendekati malam,dan yang
dilakukan bulan ketika mendekati pagi. Terpujilah cinta yang mampu
mengisi kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati
manusia lain
2001
Home
|