Surat
Cinta terakhir untuk Kartini !
www.diansastro.20m.com
Kuawali
syair ini dengan menyebut nama Allah swt, Yang Maha Pengasih lagi
Penyayang. Kasihnya menerangi dan mencukupi segala sesuatu bagi
makhluk-makhluknya, mulai dari yang melata hingga berdiri tegap,
yang hidup dalam lubang pekat hingga naungan benderang cahaya…
Duhai
cinta !, masihkah kau ingat syair kasih dariku yang berbunyi:
“Dalam
penziarahan cinta, ombak lautan yang membawanya pergi pada sang
kekasih adalah deburan sejati yang mengalir dari samudera ketulusan
hati.
Langkah
kaki yang diayunkannya, bagai degup jantung yang menghidupi dan
memelihara kekasihnya dari nestapa dunia.
Sedang
semerbak untaian kata yang ditebarkan keudara bagai senandung abadi,
yang dinyanyikan bidadari surga.
Dapatkah
kemurnian cinta menahan hasrat untuk membahagiakan kekasihnya?,
mungkinkah bulan akan membiarkan matahari untuk bersinar selamanya
tanpa saling melengkapi dan mengisi kekosongan hari?! “.
Tahukah
kau wahai belahan jiwa?…. Tanpamu disisi- membuat jiwaku laksana
sebuah kapas yang diterbangkan keudara, terhempas dalam
kehampaan…..dan terjatuh ketanah saat airmata kepedihan
membasahinya”.
Tahukah
kau kekasih, dari kebun bunga-bunga jiwamu aku mengenal kasih,
darinya aku mengenal ketulusan; dan juga cinta. Maka injaklah tanah
jiwaku dengan tapak kakimu, maka kelak darinya kan tumbuh
bunga-bunga kehidupan.
Bakar
dan cabutlah bunga kehidupanku dari akar jiwamu, maka sebagian
jiwamupun akan ikut mati bersamanya. Marahlah padaku jika kau mau,
lalu padamkanlah dengan percikan airmataku, bila kegilaanku ini kau
anggap sebagai aib atau kesalahan; karena aku tak sanggup menanggung
kemarahan darimu, sebab kau begitu indah.
Dalam
ketersendirianku ini kemana lagi aku akan mengeluh dan
mengaduh?….sedang engkau yang menjadi nafas penopang hidup dan
matahariku, kini kepada siapakah kau arahkan cahyamu?!.
Engkau
bagaikan matahari yang berkuasa menyinari hatiku dan membawa obor
kedamaian dalam hangatnya api cintaku, namun mengapa kau menahannya
dariku?. Pernahkan kau menyadari bahwasanya satu hari berpisah dalam
Cinta sama dengan seribu tahun lamanya, dan seribu tahun bersama
Kekasih terasa hanya dalam sehari.
Takkala
jiwaku haus akan kelembutan sentuh kasihmu, kemanakah genggaman
jarimu kini kau eratkan?!. Engkau bagaikan mahkota raja-raja yang
tercipta untukku. Namun kepada siapakah kini ia menghias?!.
Mungkin
saat ini engkau sedang tertawan dalam kasih sayang keluargamu, tapi
mengapa bukan kegilaanku saja yang dibelenggu?!. Sebab aku kini
telah sebatang kara, tak lagi memiliki keluarga serta sahabat yang
dapat kucintai selain dirimu.
Kini
aku telah tenggelam dalam samudera ketersendirianku, mungkinkah kau
datang mengangkat dan
meraih tanganku dalam badai keterpurukanku ini?!.
Berilah
aku setetes embun harapan dan secercah isyarat kasihmu agar pohon
jiwaku kembali hidup !.
Dalam
kehampaanku ini, ketahuilah bahwasanya tak ada yang dapat
menghapuskan rasa cintaku darimu, sebab nyala api cintamu akan
selamanya berpijar dalam hatiku !.
Hartono Beny Hidayat
2005
Home
|