Rintihan seorang
putri
www.diansastro.20m.com
Diistananya yang megah, seorang
putri duduk termenung sambil menatap cakrawala yang jauh....
Seolah bayang-bayang kematian
menyelubungi raganya di kegelapaan malam ini....ia laksana seekor
merpati yang ingin keluar dari sarangnya , dengan sayap patahnya ,
ia berusaha menerobos belenggu yang mengalunginya,
kemudaian terbang keangkasa luas....
Waktu yang dijalani sang gadis
didalam sangkar , laksana kematian yang tak berujung....ia hanya
bisa menghibur diri dengan derai airmata....karena kesedihan dan
duka lara tak mampu ia lawan....
Ketika perasaanya semakin galau dan
menyebabkan akal sehatnya terkunci dari pikiran jernihnya , dengan
sejuta ratapan dan airmata berlinang ia mengambil pena , kemudian
ia menulis :
Wahai keheningan malam, dalam
rintihan dan duka perpisahan yang mencabik-cabik , aku berusaha
menuliskan kisahku ini, kisah nestapa seorang gadis yang menanti
datangnya cinta sejati....
Dihari ini , langit telah
menggoreskan takdirnya untukku....bahwa aku harus menjalani
hari-hariku ini dengan laki-laki yang bukan untuknya aku diciptakan
, dan akan kujalani waktuku ini sesuai kehendak sang waktu.
"Wahai semilir angin malam,
keluargaku keluarga yang dengan segala kedudukan dan nilai status
sosialnya membuatnya berhasrat untuk melipatgandakan kekayaannya
dengan kekayaan yang lebih banyak , serta takut akan kemelaratan ;
melapisi kehormatan dengan kehormatan yang lebih tinggi sebagai
penolak kenistaan zaman".
"Dibalik genangan air mataku ,
kudapati diriku menjadi korban, aturan dan adat istiadat yang
dibuat manusia itu sendiri, aku menjadi korban yang dipersembahkan
dunia sebagai seorang mempelai perempuan , yang terpaksa
bersanding, serta tunduk kepada kehormatan dan kedudukan ,
yang menurutku semua itu menyilaukan dan membutakan setiap mata hati
yang memandangnya melalui cermin jiwa" .
"Duhai bulan dan bintang ,
dengarlah kisah sedihku ini.....Ibundaku telah memutuskan untuk
menikahkan diriku dengan seorang laki-laki yang kaya dan
berkedudukan tinggi.....Aku tidak meragukan harkat dan kehormatan
calon suamiku...karena ia seorang laki-laki yang baik dan bermaksud
membawaku dalam kebahagiaan serta menyediakan kemewahan bagi
kemuliaanku. Tapi aku merasakan bahwa itu sama sekali tidak berarti
dibanding sekilas waktu yang dihabiskan bersama cinta sejati, cinta
yang tak memiliki kekayaan apapun tapi tetap agung".
"Aku telah menyaksikan sendiri
bagaimana kereta-kereta kuda ditambah dengan harta kekayaannya
yang melimpah ruah digudang harta , sama sekali tidak
sebanding dengan kedip mata pemuda miskin yang telah ditakdirkan
untuk diciptakan untukku, dan untuknya aku diciptakan".
"Ia begitu sabar menanti dalam
duka serta menahan diri dari duka perpisahan yang
mencabik-cabik...."
"Seorang yang menjadi korban
keinginan Ibundaku , tanpa kesalahan ia terpenjara dalam jeruji
waktu".....
Pada saat itu sang dara berhenti
menulis, airmatanya yang jernih menetes dari kelopak jiwa, ia
menyembunyikan wajah cantiknya dengan kedua tangannya dan menangis
tersedu....Hatinya telah memutuskan untuk menuangkan rahasia hatinya
yang terdalam, diatas selembar kertas yang tintanya
berasal dari airmata kesedihan serta penanya yang terbuat dari
anyaman serat-serat jantung.
" Wahai keheningan malam yang
bisu, dan seluruh perempuan penghuni jagad raya
ini....kenanglah kisahku ini, ambilah hikmah yang dapat kau petik,
jadilah hawa yang cerdas dan kuat dalam kelembutanmu , .... "
Janganlah engkau menangis
untukku....sebab pintu keabadian akan membukakan pintunya ,dan
diriku akan kembali bersama belahan jiwaku diujung keabadian
ini.
2002
Home
|