Permadani
Keabadian Cinta
www.diansastro.20m.com
Bahwa
hati mempunyai bahasa yang lain ,
Jiwa
yang tak paham akan menganggapnya gila,
Jiwa
yang memiliki batas pengelihatan akan sia-sia,
Dilihatnya
mata air,
Adakah
jiwa dapat melihat nestapa air - ketika menembus kegelapan ?
Saat
Sang jiwa berdiri ditepian senja,
Langit
mengukir lembaran kisahku padanya,
Maka
ia tersenyum,
Ia
menangis ,
dan
ia tertegun
Ketika
jaring-jaring cinta menyulam ruang hati
Menembus bilik keberadaan,
Membuncah
kesunyian,
Menghenyak
keheningan,
Menggetar
lautan,
Terjaga
Sang jiwa
dalam
titian siang dan malam
Disaat
panah-panah cinta datang menyambut,
Aku
relakan hati ini berdarah,
Ku
relakan hati ini terluka,
Aku
binasa,
Maka
kematianku adalah suka-cita,
Tangisku
adalah mata air dahaga,
Ketika..
Tak
selamanya cinta bersambut,
Tak
selamanya memiliki,
Maka Sang jiwa tlah bahagia,
Karena
telah mencinta
Dalam
rajutan ketulusan,
Apakah
yang dinamakan racun ?
Apakah
yang dinamakan dusta ?
Apakah
yang dinamakan cemoohan?
Apakah
yang dinamakan sanjung-puji ?
Renda-renda
kasih yang tersulam,
Corak
keindahan hati Sang pencinta,
Dalam
permadani kesederhanaan ini-kelak,
Sang
pencinta akan menutupi jasadnya,
Disaat
matanya tertutup dan bibirnya terkunci,
Nisbat
senyum terakhir pusara jiwanya mensyairkan senandung :
"Keabadian
cinta."
Hartono
Beny Hidayat
Home
|