Aku bukanlah
seperti dia
www.diansastro.20m.com
Latar belakang kita
berbeda, mungkin saja dia tumbuh dengan cukup air dan sinar, maka
aku cukup tumbuh dengan bantuan musim-musim.
Ragaku tidaklah
seperti tumbuhan yang cukup rindang dan kokoh, biarpun akarku kuat
menghujam bumi tapi dahan-dahanku mudah goyah tersapu angin, tapi
tidak bagi jiwaku.
Aku bukanlah seorang
Arjuna, kekerdilan- lebih tepat kiranya bila kau ingin
bayangan tentang diriku.
Tubuh dan jiwaku
bersifat universal, milik dunia yang mengagungkan cinta dan damai,
walau aku tertidur atau bahkan mati jalinan kata2 ku akan
tetap hidup dan terjaga karena ia bebas dan abadi.
"Mahadewi"
itu nyata, tercipta takkala aku melihat engkau menengadahkan
tangan kelangit memohon sesuatu kepada sang Pencipta, dan saat itu
aku tertegun melihat kecantikan fisik dan jiwa dari seorang
Hawa....
Saat aku melihat
kecantikan itu tanganku seakan terulur untuk membawanya kedalam
hati, begitu juga saat diriku memandangmu,tak ada kata yang dapat
kuucap, kuterjemahkan segala yang ada dalam puisi , cermin
khayalan intuisi dan imajinasi dari seseorang yang terpenjara
sepi yang bercerita tentang kehidupan, kematian dan juga cinta
...
Bila ku sempat
menggangu tidurmu aku mohon maaf, akupun terganggu tidur- dari rasa
salahku , yang membiarkan semua ini berjalan, tanpa ku tahu kau
menyukainya atau tidak.
Kubangun atau
kuhancurkan segala khayalanku itu ?....aku tak tahu harus berbuat
apa, biarlah waktu yang akan menjawab semua itu, biarlah puisiku
yang membisikkan semuanya padamu, karena ia wakil segala ungkapan
hati yang ada dibumi, yang bercerita tentang kau dan aku.
Takkala aku melihat
bunga berwarna kuning, kamu sering berkunjung kesana
menjemput impian hati, di sana juga kita sempat berjumpa dalam
takdir Tuhan, walau kau tidak bertatap muka denganku, dan aku
melihat kamu disana....aku melihatmu dalam kekhusyuan shalat....
Karena apalah
artinya diriku, maka aku tidak berusaha untuk menyapamu , aku
bukanlah siapa-siapa, aku tak ingin menjadi hantu yang tiba-tiba
memperkenalkan diri dengan segala impian yang ada dibenaknya, dan
bisa saja dirimu melihatku sebagai makhluk yang aneh, bila ku tetap
mengikuti hasrat...
Untuk itu kuredam
hasratku untuk menyapa dan menghampirimu...biarlah kejadian yang
serba kebetulan itu , menambah keasyikanku untuk mencipta....sudah
cukup bahagia kurasakan- saat pertemuan yang ganjil itu...bahwa aku
benar-benar melihatmu dibelakang saf-ku.....jiwaku bergetar
-"ku berdiri didepannya !", aku tak percaya dengan apa
yang terjadi,....ketika ku selesai kau tidak ada disana
lagi.....biarlah segala keterkejutanku dan pertemuan tiga menit ini
, menjadi jawaban bagi puisi-puisiku yang selama ini membisu, karena
tak ada yang menjawab seruannya......."seandainya saja..ya
seandainya saja dia tahu!".
Hartono
Beny Hidayat
Home
|